Jumat, 22 Januari 2010

Makalah Sejarah Peradaban Islam

KERAJAAN MUGHAL DI INDIA
(Asal Usul, Kemajuan dan Kemundurannya)
Oleh : Yulestri Helvidha

A. PENDAHULUAN
Islam diperkirakan masuk ke India pada abad ke-7 mulai jalur perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam, Khalifah Umar bin Khattab dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk menaklukkan India. Namun rencana itu baru bisa dilaksanakan secara efektif pada masa pemerintah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Bermula dari gubernur Irak bernama Hajjaj bin Yusuf al-Saqafi pada masa khalifah al-Walid bin Abdul Malik, yang mengirimkan ekspedisi untuk menangani perampokan kapal yang dilakukan oleh suatu kelompok yang di dukung raja Dahir (salah seorang penguasa di Sind) pada tahun 706 di Dybul (dekat Karachi sekarang). Kapal-kapal yang dirampok tersebut berisi hadiah tanda persahabatan raja Sri Lanka kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik. Ekspedisi yang dipimpin oleh jendral perang berusia delapan belas tahun bernama Muhammad bin Qosim ini berhasil menguasai Dybul dan membebaskan para sandera. Bahkan raja Dahir sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Kemudian pada tahun 713, wilayah Multan dikuasai Muhammad bin Qosim dan sejak itu Muhammad bin Qosim menjadi gubernur Sind untuk pemerintahan Umayyah. Kecakapannya memimpin Sind mendorong banyak orang India kemudian masuk Islam. Sejak itu, melalui berbagai kontak antara penguasa Hindu India dan Penguasa Islam di berbagai wilayah dekat India, secara bertahap bermunculan beberapa wilayah kekuasaan Islam di daerah ini.



B. PEMBAHASAN
1. Asal Usul Kerajaan Muhgal
Kata Kemaharajaan Mughal adalah bahasa Farsi ,shậhận -e Mogul, self-designation: , Ghurkani) adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh pemimpin Mongol, Barbur pada tahun 1526, ketika ia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat. Kata Mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol.
India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah, yakni masa Khalifah al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan peng-Islam-an sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa kerajaan kecil yang menguasai negeri India ini, seperti dinasti-dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M).
Kerajaan mughal adalah kerajaan islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke-19. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol. Kerajaan Mogul berperan besar bagi pengembangan agama islam di India, mulai dari bidang sastra hingga arsitekter.
Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta kekuasaan wilayah Farghana. Ia berusaha menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, raja Safawi, sehingga pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota Samarkand, dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul Babur melenjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu diperintah oleh Ibrahim Lodi. Dalam upaya menguasai wilayah India, Babur berhasil menaklukkan Punjab pada tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.

2. Pemerintahan Kerajaan Mughal di India
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun Pasukan India dapat dikalahkan Babur. Sementara itu, di Afganistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi Sultan. Tetapi Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. pada tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usai 48 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayum.
Humayum, putera sulung Babur, dalam melaksanakan pemerintahan banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaan selama sembilan tahun (1530-1539 M) Negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Di antara tantangan muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan. Bahadur Shah melarikan diri dan Gujarat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayum mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia, Tahmasp. Humayum dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun setelah itu (1556 M) ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustaanya, Din Panah.
Humayum digantikan oleh anaknya, Akbar yang berusia 14 tahun. Karena ia masih muda maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa Akbar inilah Kerajaan Mughol mencapai masa keemasannya.
Di awal masa perintahannya, Akbar menghapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakkan yang mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakkan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontakkan ini berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan. Ia ditangkap kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai dengan penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat di atasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar dan Asirgah.
Dalam bidang keagamaan Akbar dikenal dengan paham agamanya yaitu Din Ilahi. Din Ilahi adalah sebuah ajaran yang mencampurkan berbagai agama. Ajaran ini ia ciptakan berawal dari kekecewaannya terhadap ulama yang seharusnya memberikan dukungan kepada semua pihak namun justru melakukan banyak penyimpangan. Makhdumul Muluk Abdullah Sultanpuri misalnya, ia telah menciptakan cara yang aneh bagi zakat pribadi. Sebelum sampai waktu membayar zakat ia menyerahkan seluruh hartanya kepada istrinya sehingga ia tidak mengeluarkan zakat. Namun pada waktu pembayaran zakat telah lewat ia mengambil kembali harta tersebut.
Melihat penyimpangan tersebut maka Akbar menyingkirkan para ulama sehingga di kerajaan Mughal tidak ada lagi ulama. Sejak itulah Syi’ah, pemuka agama Hindu, Persia dan sebagainya masuk ke dalam ajaran Akbar. Din Ilahi secara resmi mulai menjadi paham yang dianut oleh rakyat pada tahun 1581. Rakyat harus bersujud di hadapan Akbar sambil menyatakan kesetiaan kepada ajaran Din Ilahi. Para penganut paham ini diberikan hadiah dan cinderamata yang bertuliskan Allahu Akbar.
Namun ajaran ini tidak bertahan lama karena pelanjutnya yaitu Jahangir mulai membersihkan agama Islam dari campuran-campuran tersebut. Ia tidak membiarkan ajaran Islam dicampuradukkan dengan ajaran Hindu. Kemudian Syah Jehan melanjutkan program agam antara lain dengan membangun banyak masjid. Setelah itu Aurangzeb (Alamgir I) yang juga seorang sunni membersihkan ajaran Islam dari campuran banyak tradisi local. Sehingga pada akhirnya seorang ulama Mughal bernama Hazrat Syekh Ahmad Sirhind Mujaddid Alif Suani berhasil mengahapuskan Din Ilahi.
Selain Zahiruddin Babur, Humayun, dan Akbar terdapat beberapa raja-raja lain yang pernah memimpin pemerintahan kerajaan Mughal di India. Jika dirinci maka akan terlihat fase-fase pemerintahannya sebagai berikut:

a. 1526 M-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b. 1530 M-1556 M dipimpin oleh Humayun
c. 1556 M-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d. 1605 M-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e. 1627 M-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f. 1658 M-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g. 1707 M-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h. 1712 M-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i. 1713 M-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j. 1719 M-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah

l. 1754 M-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m. 1759 M-1806 M dipimpin oleh Alam II
n. 1806 M-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o. 1837 M-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II

3. Kemajuan yang dicapai
Kejayaan kerajaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar, keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul dan Turkistan oleh pemerintahan kerajaan Mughol di India.
Jika dirinci maka akan terlihat kemajuan-kemajuan yang dicapai kerajaan Mughal dari beberapa aspek :
a. Bidang Politik dan Administrasi pemerintahan
1) Akbar membentuk sistem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan) sedang wilayah listrik dipercayakan kepada Faujdar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan kemiliteran
2) Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (Toleransi Universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya. Mereka tidak dapat dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini berhasil menciptakan kerukunan mesyarakat India yang sangat beragam.
3) Membuat penaksiran atas teritori dan penghasilan yang seimbang dengan kewajiban militer seorang pejabat. Para pejabat dipindahkan dari satu jagir kepada jagir lainnya untuk menghindari tercapainya interes yang besar di sebuah wilayah tertentu
4) Wilayah imperlum juga dibagi menjadi sujumlah provinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak
5) Akbar membentuk landasan institusional juga landasan geografis bagi kekuatan imperiumnya, pemerintahan Mughol dijalankan oleh elite militer dan politik yang terdiri dari pembesar-pembesar Afganistan, Iran, Turki, dan muslim asli India.
b. Bidang Ekonomi
1) Pemberian pinjaman uang kepada petani, buruh dan pekerja tani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat local yang dinamakan muqaddan atau patel yang bertanggung jawab kepada atasannya untuk menyetor penghasilan untuk menghindarkan tindakan kejahatan
2) Sistem pengumpulan pajak dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan h arus dibayar tunai. Besar bebannya berdasarkan rata-rata pertanian 10 tahun terakhir.
3) Kerajaan Mughol dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan dan perdagangan hasil pertanian kerajaan Mughol yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian , padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kaps, nila, dan lain-lain hasil pertanian.
c. Bidang Agama
1) Akbar menyusun sebuah pola baru mengenai peringkat keagamaan dan kebijakan kulteral. Ia menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan dan mensponsori sebuah kultur yang lebih universalistic
2) Memberikan subsidi untuk ulama dan masyarakat miskin dengan menghadiahkan tanah, disumbangkan untuk menambah pendapat bagi tempat-tempat keramat, makam dan madrasah
3) Akbar juga mengembangkan lulusan dari ragam Persia tentang penggambaran sosok, pencerahan dan kaligrafi. Tetapi secara khusus mengambil beberapa corak Mughol yang menehankan garis dan bentuk dari pada warna
4) Aurangzeb merancang penyusunan buku Risalah hukum islam untuk diberlakukan untuk peradilan di wilayah India yang dinamakan Fattawa Alamgiri
d. Bidang Seni Dan Budaya
1) Sebagai suplemen bagi kebijakan keagamaan, sebuah kebijakan kultural juga diambil. Gaya kultural ini dapat diamati secara garis jelas dalam arsitektur dan lukisan. Gaya arsitektural yang dikembangkan olek Akbar dan ditonjolkan dalam beberapa istana dan benteng pertahanan besar di Ajmer, Agua, Lahore, Fathepur, Sikri didasarkan pada motif-motif yang berasal dari gaya arsitektur muslim dan Hindu
2) Karya seni yang menonjol kala itu adalah karya sastra gubahan penyair istana baik yang berbahasa Persia mau pun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi
3) Pada masa Aurangzeb muncul sejarahwan bernama Abu Fadl yang memaparkan sejarah mughal berdasarkan Fiqur pemimpinnya
4) Pada masa Akbar dibangun Islam Fatpur Sikri di Sikri, Villa dan mesjid-mesjid yang indah
5) Pada masa Syah Jehan dibangun Taj Mahal di Agua, masjid raya Delhi dan istana indah di Lahore

4. Keruntuhan Kerajaan Mughal di India
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjutnya Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekusaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang Inggris yang untuk pertama kali diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung olehkekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberoktakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problem yang ditinggalkannya.
Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh sebagai akibat dari tindakan ayahnya. Ia juga dihadapkan pada perlawanan penduduk Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.
Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi prebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana. Bahadur Syah diganti oleh anaknya, Azimus Syah. Akan tetapi, pemerintahannya ditentang oleh Zulfiqar Khan, putera Azad Khan, wazir Aurangzeb. Azimus Syah meninggal tahun 1712 M, dan diganti oleh puteranya, Jihandar Syah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya sendiri. Jihandar Syah dapat disingkirkan oleh Farukh Siyar tahun 1713 M.
Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan kelompok sayyid, tapi tewas ditangan para pendukungnya sendiri (1719 M). sebagai gantinya, diangkat Muhammad Syah (1719-1748 M). Namun ia dan pendukungnya terusir oleh suku Asyfar dibawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah berhasil melenyapkan kekuasaan Safawi di Persia. Keinginan Nadir Syah menundukkan kerajaan Mughal terutama karena menurutnya, kerajaan ini banyak sekali memberikan bantuan kepada pemberontak Afghan di daerah Persia. Oleh karena itu pada tahun 1739 M, dua tahun setelah menguasai Persia, ia menyerang kerajaan Mughal. Muhammad Syah tidak dapat bertahan dan mengaku tunduk kepada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah ia bersedia memberi hadiah yang sangat banyak kepada Nadir Syah. Kerajaan Mughal baru dapat melakukan restorasi kembali, terutama setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang bergelar Nizam al-Mulk (1722-1732 M) karena mendapat dukungan dari Marathas. Akan tetapi, tahun 1732 M Nizam al-Mulk meninggalkan Delhi menuju Hiderabad, dan menetap disana.
Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintahan pusat, bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Desintegrasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh sikap daerah, yang disamping melepaskan loyalitas terhadap pemerintahan pusat, juga akan senantiasa menjadi ancaman serius bagi eksistensi dinasi Mughal itu sendiri.
Setelah Muhammad Syah meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah (1748-1754 M) kemudian diteruskan oleh Alamghir II (1754-1759 M), dan kemudian dilanjutkan oleh Syah Alam (1751-1806 M). Pada tahun 1761 M, kerajaan Mughal diserang oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan. Kerajaan Mughal tidak dapat bertahan dan sejak itu Mughal berada di bawah kekuasan Afghan, meskipun Syah Alam tetap diizinkan memakai gelar Sultan.
Ada beberapa factor penyebab kemunduran Kerajaan Mughal yang akhirnya membawa kepada kehancuran, yaitu :
a. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal
b. Kemorosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlalu kasar dalam meletakkan ide-ide sehingga konflik agama sangat sukar untuk diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.



Prof. DR. Abu Su’ud dalam bukunya Islamologi mengatakan bahwa penyebab keruntuhan kerajaan Mughol di India diantaranya adalah:
a. Wilayah yang terlalu luas sehingga sulit dikontrol dari satu pusat
b. Kebijakan bidang keagamaan yang kaku, yang menimbulkan pemberontakan-pemberontakan
c. Keadaan perekonomian Negara yang sedang buruk, sebagai akibat banyaknya pemberontakan yang harus di hadapi serta tinggi dan banyaknya macam pajak yang melemahkan semangat berusaha
d. Tingginya tingkat ketidakpuasan di kalangan tentara, karena kesejahteraan mereka kurang mendapat perhatian, karena buruknya keuangan negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar